AWPF Lanjutkan Pemetaan Kebutuhan Spesifik Perempuan Komunitas di Bener Meriah

AWPF.OR.ID | REDELONG – Setelah melakukan Review dengan Community Organizer dan anggota kelompok di Kabupaten Bener Meriah dua minggu lalu, Aceh Women’s for Peace Foundation melanjutkan pemetaan kebutuhan Spesifik perempuan dan penyusunan rencana tahunan komunitas perempuan khususnya d Kabupaten Bener Meriah.

Kegiatan pemetaan yang dilakukan AWPF ini di ikuti oleh dua kelompok komunitas (Dedingin Cilala dan Peteri Pitu) yang didominasi dari Tingkeum dan Balee Atu dengan jumlah peserta berkisar 40 orang.

Hal pemetaan ini kita lakukan untuk pemberdayaan komunitas perempuan yang selama ini belum sepenuh haknya dipenuhi oleh para pihak pengambil kebijakan, padahal menurut kasat mata kita melihat kebutuhan perempuan ini sangat penting untuk dipenuhi demi terciptanya suasana damai dan penuh keadilan dalam kehidupan sehari-hari, Ujar Irma Selaku Direktur AWPF.

“Kita ketahui bersama bahwa, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak d Bener Meriah hari ini sangat jauh dari kata aman, maka kita selaku perempuan harus mendata dan menyuarakan membela perempuan demi terciptanya situasi yang adil serta damai dalam kehidupan sosial”.

Lanjut Irma, Pemetaan ini guna Mewujudkan kelompok perempuan komunitas yang kuat, khususnya di daerah pasca konflik, agar secara berkelanjutan mampu menciptakan dan menjaga kehidupan yang nir-kekerasan, sejahtera dan berkeadilan sebagai wujud inisiasi damai dari perempuan untuk semua, Tutur Aktivis Perempuan ini.

BACA JUGA : AWPF Lakukan Review Keaktifan Kelompok Komunitas Bener Meriah

Kendati Demikian, Syafridah selaku Manajer Program berharap hasil yang ingin kita capai, Adanya rumusan kebutuhan spesifik dan Rencana Tahunan perempuan di komunitas, yang disampaikan kepada pemangku kepentingan di masing gampong dampingan program, Papar Ida.

Kemudian, pemetaan ini kita inginkan Adanya rumusan strategis Perempuan Komunitas dalam melindungi Perempuan Korban Kekerasan di lingkungannya, serta Adanya dukungan para pihak dan rencana tindak lanjut dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan oleh kelompok komunitas perempuan di masing-masing gampong, Tutup Syafridah yang akrab di sapa Kak Ida

Kegiatan pemetaan kebutuhan spesifik perempuan yang di ikuti oleh kaum ibu-ibu dari kelompok komunitas binaan AWPF tampak juga mematuhi protokol kesehatan dengan mencuci tangan sebelum memasuki acara dan semuanya memakai masker demi tercegahnya penularan Virus Covid-19 yang sedang marak terjadi saat ini. Informasi yang di himpun oleh awak media, aturan ini sudah disampaikan dari AWPF sebelumnya agar semua taat aturan Pemerintah dan wajib mematuhi protokol Covid-19. (AA)


AWPF Lakukan Review Keaktifan Kelompok Komunitas Bener Meriah

AWPF.OR.ID | BENER MERIAH – Aceh Women’s for Peace Foundation melakukan Review Keaktifan kelompok komunitas di wilayah kerja AWPF di Kabupaten Bener Meriah, Jum’at (30/10)

Kegiatan kunjungan kerja Aceh Womans for Peace Foundation ini di fasilitasi oleh Syafridah selaku Manajer Program di Lembaga Swadaya Masyarakat dan Nurbaety berlatar dari Community Organizer AWPF di wilayah Bener Meriah saat ini.

Pantauan media, sejauh review berlangsung yang dipusatkan di Aula Cafe ABL tersebut ada banyak hal yang sudah dilakukan oleh Community Organizer beserta kelompok komunitas AWPF untuk memperkokoh persatuan perempuan dalam menjaga perdamaian khususnya kaum perempuan, Jelas salah seorang Peserta Review.

Selain itu, Nurbaety juga menyampaikan hal positif yang sudah dilakukan AWPF selama ini, Kelompok Komunitas (pendampingan) di daerah sudah melakukan semaksimal mungkin dalam bekerja diantaranya :

1. Menyelesaikan segala persoalan yang terjadi dalam hal komunikasi Persuasif.

2. menyekolahkan Anak Korban Kekerasan dan melakukan dampingan pemulihan Trauma kepada korban.

3. Mencoba mediasi masalah yang urgent dalam hal kekerasan terhadap perempuan.

Dari hal di atas, Irma Sary selaku Direktur AWPF menyambut baik penyampaian informasi dari Community Organizer AWPF dan anggota kelompok komunitas yang selama ini sudah bekerja dan membantu meredamkan berbagai issue yang menimbulkan keresahan di kalangan perempuan khususnya, Jelas Irma.

BACA JUGA : AWPF Lanjutkan Pemetaan Kebutuhan Spesifik Perempuan Komunitas di Bener Meriah

Selain itu, Mewakili lembaga AWPF saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang sudah bekerja dengan maksimal, kita berharap ini tidak sampai disini saja, Tambah Irma.

Kedepannya, kita juga harus meningkatkan kapasitas perempuan dan menguasai ilmu pengetahuan baru yang didalamnya bisa mendorong untuk konsep-konsep pemberdayaan dan perlindungan perempuan yang selama ini belum terealisasi dengan baik, Papar Irma.

Terakhir, AWPF berpesan kepada Community Organizer dan anggota komunitas terus lakukan apa yang sudah menjadi kewajiban kita sebagai makhluk sosial yang bermasyarakat dan AWPF siap selalu mendampingi ibu-ibu di wilayah Bener Meriah ini, Setiap kita pasti Punya tantangan, namun ubahlah tantangan menjadi kemenangan dalam proses ini, Demikian Ucap Direktur AWPF ini yang kerap disapa Bunda Irma. (AA)


SIARAN PERS : Festival Gampong Dalam Rangka Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

SIARAN PERS

No. 059/AWPF/XII/2017 

Katakan Tidak Pada Kekerasan terhadap perempuan

AWPF Menyelenggarakan Festival Gampong Dalam Rangka Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Aceh Besar, 1 Desember 2017 –Aceh Women’s for Peace Foundation (AWPF)/ Yayasan Perempuan Aceh untuk Perdamaian sebagai Organisasi Masyarakat Sipil di Aceh yang memiliki perhatian terhadap Hak Azasi Perempuan dan Perdamaian, pada hari Sabtu besok tanggal 2 Desember – 3 Desember 2017 pukul 09.00, akan menyelenggarakan Festival gampong dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) 2017 yang dipusatkan di gampong Lamsayun kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar.

Continue Reading


10 Alasan Hukuman Kebiri Tidak Efektif Bagi Pelaku Kejahatan Seksual

Foto: Ilustrasi kebiri kimia (Pantau.com/Amin H. Al Bakki)

Siapa pun orang dengan kemanusiaannya akan sedih, berduka, marah dan mengutuk atas kejahatan seksual yang menimpa Yuyun (14). Setiap orang setuju, pelaku pemerkosa dan pembunuh harus dikenakan hukuman berat yang berefek jera. Hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual pun diwacanakan. Efektifkah?

Berikut 10 alasan mengapa hukuman kebiri tidak efektif bagi pelaku kejahatan seksual:

1. Mana yang Sakit, Mana yang Diobati
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSJKI), kejahatan seksual terjadi tidak semata-mata dipicu oleh dorongan seksual yang tidak terkendali akibat ketidakseimbangan hormonal. Kejahatan seksualjuga terjadi karena karena gangguan kepribadian antisosial/psikopat, penyalahgunaan zat, gangguan rasa percaya diri, gangguan pengendalian impuls dan gangguan psikis lain. Ini senada dengan pendapat dari Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia (Persandi). Continue Reading


Suara Perempuan Indonesia Untuk Demokasi yang Damai

Sumber Foto: https://www.matamatapolitik.com/islam-dan-demokrasi-apa-yang-dunia-arab-bisa-pelajari-dari-indonesia/

Kami perempuan Indonesia sebagai warga negara sekaligus ibu, isteri, kakak, saudara, dan anak mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk ikut serta menghadirkan Pemilihan Umum yang damai, bersih, tertib dan bermartabat demi masa depan bangsa yang lebih baik. Mari kita laksanakan tanggung jawab merawat Indonesia dengan menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani masing-masing pada tanggal 9 Juli 2014. Pada momen bersejarah ini, setiap anak bangsa punya peran penting untuk membebaskan diri dan seluruh negeri ini dari praktik-praktik curang, ancaman takut dan tindak kekerasan dalam bentuk apapun dan di kubu mana pun.

Kami menghimbau segenap penyelenggara pemilu- KPU, Bawaslu, dan aparat keamanan- untuk memastikan proses pemilihan yang akuntabel. Kami juga menghimbau aparat keamanan dan ketertiban agar memberikan rasa aman yang nyata bagi setiap warga negara yang besok menggunakan hak konstitusionalnya untuk memilih dan dipilih. Continue Reading


KERTAS POSISI

Draft Kertas Posisi Aceh Women’s for Peace Foundation (AWPF) bersama Para Pihak dalam Mendorong Lahirnya Kebijakan dan Program Perubahan Iklim Yang Responsive Gender di Daerah Kabupaten Aceh Besar

Download >>