Pada bulan september 2017, AWPF berkesempatan berkunjung ke Chiang Mai, kunjungan tersebut atas undangan dari Mama Cash yang merupakan Lembaga yang mendanai kegiatan-kegiatan AWPF untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di Aceh.
Mama cash merupakan lembaga yang mendanai organisasi yang konsen untuk hak asasi perempuan, anak perempuan dan trans. Lembaga tersebut membantu membangun kemitraan/ jaringan untuk memperjuangkan Hak-hak perempuan dan membangun budaya perdamaian. Selama tiga dekade, Mama cash mempunyai visi membangun perempuan dunia untuk memiliki kekuatan, sumber daya dan berdaulat atas pilihannya yaitu, memiliki kendali atas tubuhnya dan berpartisipasi secara penuh/ setara dalam menciptakan dunia yang damai, adil dan berkelanjutan.
Saat ini Mama Cash berkerja bersama dengan aktifis, organisasi perempuan, penyandang dana dan mendukung serta memperkuat tindakan kolektif untuk membela, mempromosikan dan memajukan hak asasi manusia, hak asasi perempuan, anak perempuan dan orang-orang trans. Peran Mama Cash juga menyediakan dana dan mendukung penerima hibah, agar tumbuh lebih kuat dan professional.
Aceh Women’s for Peace Foundation (AWPF) atau Yayasan Perempuan Aceh untuk Perdamaian, merupakan salah satu penerima hibah Mama cash sejak Desember 2010. AWPF merupakan Organisasi Masyarakat Sipil di Aceh yang memiliki konsern issue pada upaya mendorong Penegakan Hak Azasi Perempuan dan Membangun Perdamaian. Tujuan AWPF, “Mewujudkan kelompok perempuan akar rumput yang kuat di daerah pasca konflik, agar secara berkelanjutan, mampu menciptakan dan menjaga kehidupan yang nir-kekerasan, sejahtera dan berkeadilan sebagai wujud inisiasi damai dari perempuan untuk semua”.
Tepat tanggal 6 september 2017, acara tersebut diselenggarakan bagi seluruh penerima dana yang disebut mitra oleh Mama Cash. Kami semua para mitra Mama Cash yang berada di wilayah Asia pasific berkumpul di Chiang Mai – Thailand, disana diadakan pertemuan “Mama Cash Grantee Meeting Partners” dengan tujuan untuk bersilaturahmi, mempertemukan antara satu organisasi penerima hibah dengan organisasi lainnya, hingga sebagai upaya untuk menjalin komunikasi yang lebih efektif, sekaligus juga berbagi strategi pelaksanaan program di berbagai negara.
Pada kesempatan tersebut, AWPF di wakili oleh Irma Sari dan fenny Silfia Putri dari organisasi dengan portfolio suara (voice). Dalam pertemuan, secara spesifik AWPF membicarakan bagaimana keterlibatan perempuan di gampong-gampong, memfasilitasi keterlibatan perempuan untuk menjadi pengambil keputusan di gampong, membangun pengorganisasian kelompok perempuan gampong, mempromosikan Hak Asasi Perempuan dan Membangun Perdamaian dalam program Resolusi Konflik yang Sensitif Gender di Aceh.
Kehadiran Mama Cash di wakili oleh Sarah Baes (Programe Associate for East, South and Southeast Asia and Ocenia), Shika sethia (Interim Programme Officer Money) dan Hadewych lammers (Senior Officer for Individual Donor Relations). Dimana dari Mama Cash, lebih memperkenalkan kembali fokus kerja mereka yakni, mendukung organisasi-organisasi kecil yang memperjuangkan Hak Azasi Perempuan, anak Perempuan dan Trans di seluruh dunia. Mereka sampai saat ini telah mendanai lebih dari 100 organisasi diseluruh dunia serta membantu advokasi berbagai permasalahan Perempuan. Mama Cash dalam kesempatan yang sama, juga memberikan apresiasi besar kepada seluruh mitra Mama cash yang telah bekerja keras melakukan kerja-kerja memajukan hak-hak Perempuan diseluruh dunia, selain itu terus mendorong seluruh mitranya untuk mendapatkan pendanaan dari lembaga donor lain dan menyatakan kesediaannya dalam memberikan rekomendasi, sehingga diharapkan kinerja mitranya menjadi lebih maksimal dalam upaya Penegakan Hak Azasi Perempuan, Anak Perempuan dan Trans di seluruh Dunia.